Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Karir dan Perjalan Sheila On7

Sheila On7
Sheila On7


Karir Dan Perjalanan Sheila On7

Sejak awal terbentuknya, grup ini awalnya bernama "Sheila." Dalam waktu singkat, mereka menambahkan kata "Gank" sehingga menjadi "Sheila Gank." Namun, karena masalah interpretasi, akhirnya mereka mengubah nama mereka menjadi "Sheila on 7." "On 7" mengacu pada solmisasi atau 7 tangga nada (do re mi fa sol la si).


Hingga saat ini, mereka masih mengalami kesulitan untuk mengategorikan warna dan aliran musik yang sebenarnya mereka mainkan. Namun, yang pasti, mereka tetap komitmen untuk menciptakan "Sheila Music," di mana ide-ide dan kreasi musik muncul secara spontan, disertai lirik yang mudah dipahami dan konsep musik yang simpel.


Grup band  ini selalu berupaya untuk tampil secara profesional sejak pertama terbentuk dan juga terlibat dalam berbagai pertunjukan musik seperti  festival, dan acara komersial di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah. Mereka aktif di berbagai panggung, termasuk di sekolah, kampus, dan acara umum. Prestasi yang patut diakui dan membuat mereka bangga adalah partisipasi dalam program label indie "Ajang Musikal" (Ajang Musisi Lokal) pada tahun 1997 yang diselenggarakan oleh Radio Geronimo 106.1 FM & G-Indie Production di Yogyakarta.

 Dalam program tersebut di atas, diinisiasi oleh Teuku Dalin, yang mana merupakan sindikasi radio yang disiarkan oleh sekitar 90 radio swasta di seluruh Indonesia. Ajang Musikal menjadi wadah bagi band lokal yang belum memiliki rekaman komersial untuk menyiarkan karya-karya mereka sendiri.

Dalam program tersebut, mereka mendapatkan tanggapan yang sangat positif, khususnya untuk lagu ciptaan mereka yang berjudul "Kita." Respons yang baik ini membawa mereka bertahan selama 3 bulan berturut-turut di posisi teratas tangga lagu Ajang Musikal G-Indie 10 pada bulan Maret, April, dan Mei 1997. Menurut Teuku Dalin, "Sheila Gank menunjukkan bakatnya dengan berani tampil dengan lagu-lagu asli di panggung lokal, meskipun pada saat itu respons penonton masih minim. Saya yakin mereka menjadi pemicu bagi grup-grup musik di Jogja untuk mengejar kesempatan rekaman komersial di major label." Dengan prestasi ini, "Sheila on 7" berhasil menciptakan standar dan menjadi motivasi bagi grup-grup musik di Jogja untuk meraih kontrak rekaman komersial. Dengan keyakinan penuh, Sheila on 7 mengajukan demotape dan proposal ke Sony Music Entertainment Indonesia, dan akhirnya mereka berhasil dikontrak untuk membuat 8 album dengan sistem royalti.

Awal Mula Sheila On7

Awalnya, Sheila on 7 terbentuk sebagai kelompok musik yang terdiri dari siswa-siswa dari beberapa sekolah menengah atas di Yogyakarta. Anggotanya terdiri dari Duta (vokal) dari SMA Negeri 4, Adam (gitar bas) dari SMA Negeri 6, Eross (gitar) dari SMA Muhammadiyah 1, Sakti (gitar) dari SMA De Britto, dan Anton (drum) dari SMA Bopkri I. Keputusan mereka untuk membentuk band diambil setelah mereka sepakat untuk membawakan lagu-lagu dari grup musik seperti Oasis, U2, Bon Jovi, Guns N' Roses, dan lainnya. Meskipun pada saat itu mereka telah menciptakan beberapa lagu orisinal, mereka juga aktif memperkenalkan dan menampilkan karya-karya mereka di berbagai panggung dengan penuh kepercayaan diri.

Awalnya, Adam dan Sakti, yang membentuk grup musik bernama "W.H.Y Gank," mengundang Duta untuk bergabung dalam latihan grup musik mereka sebagai vokalis. Duta dipilih setelah Adam menceritakan bahwa keduanya sering menjadi penampil dalam acara peringatan 17 Agustus di komplek perumahan mereka, di mana Duta menyanyi sementara Adam memainkan gitar akustik.

Ketika membicarakan "W.H.Y Gank" pada saat itu, Adam dan Sakti masih sering saling bertukar peran sebagai bassis dan gitaris, bergantung pada lagu yang mereka pilih untuk dibawakan. Meskipun begitu, grup musik ini, yang terdiri dari Adam, Sakti, Duta, dan penabuh drum bernama Agung, belum mendapatkan kesempatan untuk tampil di panggung. Mereka hanya berlatih di studio, melakukan cover lagu-lagu dari grup musik terkenal, dan mengikuti audisi atau seleksi dengan harapan bisa tampil dalam suatu acara.

Sheila Gank

Setahun setelah "W.H.Y Gank" mengalami periode vakum, mereka bertemu dengan Eross, yang kemudian menjadi gitaris mereka. Keempatnya lalu memutuskan untuk memulai sebuah grup musik baru, dan di latihan pertama di studio, mereka berkenalan dengan Anton, seorang penabuh drum yang diperkenalkan oleh Eross. Setelah menyelesaikan latihan pertama, mereka memutuskan untuk menamai grup musik ini "Sheilagank," dan menetapkan tanggal 6 Mei 1996 sebagai hari lahir mereka.

"Sheilagank" mengalami pengalaman luas di berbagai pensi-pensi dan festival grup musik SMA di wilayah Jawa Tengah dan DIY selama sekitar 2 tahun, dan pada pertengahan tahun 1998, mereka akhirnya menandatangani kontrak rekaman pertama dengan Sony Music Entertainment Indonesia. Saat itu, mereka memutuskan untuk mengubah nama grup musik menjadi "Sheila On 7". Meskipun, "Sheilagank" tetap digunakan sebagai sebutan untuk para penggemar setia karya mereka.

Asal Nama Sheila On7

Asal usul nama "Sheila" berasal dari teman SMA Eross, yang juga teman SD Adam dan Duta. Ketika pertama kali Adam dan Eross berkenalan, Adam memanggil Eross dengan, "temannya Sheila ya?!" dan Eross membalas dengan, "kamu temannya Sheila juga ya?!" Sehingga nama ini sering muncul dalam perbincangan mereka. Sementara itu, "On 7" mengacu pada "pada 7 nada yaitu do-re-mi-fa-sol-la-si". Dengan demikian, "Sheila On 7" dapat diartikan sebagai teman-teman "Sheila" yang memainkan 7 nada atau bermusik.

Sejak awal perjalanan mereka di industri musik Indonesia, Sheila on 7 telah meraih sejumlah pencapaian, termasuk menjadi satu-satunya grup musik Indonesia yang berhasil menjual lebih dari 1 juta kopi untuk tiga album secara berurutan. Kesuksesan dimulai dengan album debut mereka, Sheila On 7 (1999), yang diikuti oleh dua album lainnya yang laris di pasaran, yaitu "Kisah Klasik untuk Masa Depan" (2000) dan "07 Des" (2002). Pada tahun 2003, mereka meluncurkan soundtrack film pertama, OST. 30 Hari "Mencari Cinta", yang sukses terjual lebih dari 600.000 kopi. Album keempat mereka, Pejantan Tangguh (2004), meskipun tidak mencapai keberhasilan sebesar tiga album pertama dengan penjualan mencapai jutaan kopi, tetap berhasil terjual lebih dari 450.000 kopi.

Berkat prestasi ini, Sheila on 7 juga memiliki penggemar setia di negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei. Dengan penjualan tiga album terlaris mereka, mereka dijuluki sebagai "million copies band" (grup musik sejuta kopi) sebagai pengakuan atas prestasi dan kontribusi mereka dalam dunia musik.

Setelah perilisan album ketiga, "07 Des", Sheila on 7 menghadapi tantangan besar terkait dengan tindakan yang kurang disiplin. Permasalahan yang muncul pada waktu itu terkait dengan kurangnya kedisiplinan dan absennya Anton Widiastanto (drum), yang mengambil cuti untuk berlibur setelah tur 30 kota Sheila On 7 pada awal Agustus 2002. Saat tampil di Sentul, Anton tiba-tiba menghilang karena merasa kelelahan dan kecapaian akibat tur panjang bersama Sheila On 7. Dengan absennya Anton, Sheila On 7, yang saat itu tampil sebagai quartet, memutuskan untuk mengatasi situasi tersebut dengan mengundang dua additional drummer, yaitu Kiki Mirano (drummer Es Nanas & Cannonball) dan Harry Goro (eks drummer KLa Project), untuk sementara waktu menggantikan Anton yang tidak hadir. Keadaan ini berlanjut hingga Sheila On 7 tampil dalam "A Mild Soundrenaline 2002," di mana posisi Anton diisi oleh Kiki Mirano

Album Pertama Sheila On7

Album pertama mereka yang bernama "Sheila On 7", yang dirilis pada tahun 1999, menempati peringkat ke #33 dalam daftar 150 Album Indonesia Terbaik versi majalah Rolling Stone Indonesia pada tahun 2007. Selain itu, majalah tersebut juga menyertakan lagu-lagu seperti "Dan" peringkat ke #29 dan "Melompat Lebih Tinggi" peringkat ke #147 dalam daftar "150 Lagu Indonesia Terbaik" versi mereka pada tahun 2009.

Sheila on 7 memegang prestasi sebagai band pertama di Indonesia yang berhasil menjual lebih dari 1 juta kopi untuk tiga album pertama mereka di Tanah Air. Album kedua mereka, "Kisah Klasik untuk Masa Depan" (2000), mencapai peringkat #8, sementara Sheila on 7 secara keseluruhan menduduki peringkat #13 dalam daftar album terlaris di Indonesia. Kisah Klasik Untuk Masa Depan juga meraih peringkat #1 di Hits Albums of the World dalam Billboard Malaysia. Meskipun terbentuk sebelum era musik digital, Sheila on 7 berhasil masuk dalam daftar sepuluh artis Indonesia terpopuler di Spotify dengan lebih dari 1 miliar pemutaran.

Insiden Dalam Konser

Pada bulan November 2002, Sheila on 7 bergabung dengan beberapa grup musik ternama Indonesia, termasuk Dewa 19, GIGI, Slank, dan Boomerang, dalam sebuah festival musik besar yang dikenal sebagai "A Mild Soundrenaline 2002." Festival musik ini, hasil kolaborasi antara Sampoerna A Mild dan Deteksi Production, menampilkan sejumlah besar artis dari berbagai genre musik, mulai dari pop hingga rock. Lokasi penyelenggaraan Soundrenaline 2002 pada saat itu adalah di Lapangan Parkir Timur Senayan, Jakarta, dan festival ini berlangsung pada tanggal 2 dan 3 November 2002.

Setahun setelahnya, Sheila on 7, bersama Dewa 19 dan Slank, kembali tampil dalam "A Mild Soundrenaline 2003". Namun, Sheila On 7 mengalami insiden kurang menguntungkan saat tampil dalam Soundrenaline 2003 di Bandung. Saat perform di Bandung, mereka menghadapi tantangan serius ketika audience melempari mereka dengan batu dan air mineral sejak lagu pertama dimulai. Kejadian ini berbeda sekali dengan pengalaman Sheila On 7 saat tampil di auditorium UPN Jogja pada tahun 1999, saat rilis album pertama mereka, yang waktu itu disaksikan oleh lebih dari 12.000 penonton tanpa insiden negatif seperti yang terjadi di Bandung.

Lagu Untuk Film

Di penghujung tahun 2003, Sheila on 7 mengisi lagu untuk soundtrack film 30 Hari Mencari Cinta dan merilis album musik tema OST. 30 Hari Mencari Cinta dengan hits single "Melompat Lebih Tinggi" dan "Berhenti Berharap". Dalam album ini, berisi 4 lagu baru dan 6 lagu lama yang diubah menjadi versi lain. Kemudian di tahun 2004, Sheila On 7 merilis album keempat Pejantan Tangguh. Lain dengan album ketiga "07 Des", yang lebih dominan dengan alat musik gesek (string section dan orkestra). Dalam album keempat ini, Sheila On 7 lebih menonjolkan dengan alat musik tiup (brass section).


Sheila On7 Lama
Formasi Pertama Sheila On7

Keluarnya dua anggota Sheila On7

Pada tanggal 18 Oktober 2004, Sheila on 7 mengalami pemisahan dengan Anton Widiastanto (drum) karena dianggap kurang disiplin menurut Anton Kurniawan (manager Sheila on 7 pada saat itu). Namun, menurut Anton Widiastanto, dirinya merasa bahwa pada waktu itu dia dipaksa untuk mengundurkan diri karena adanya anggota grup yang tidak menyukai keberadaannya. Sebagai pengganti, Brian Kresna Putro bergabung sebagai additional drummer untuk mengisi posisi penabuh drum yang ditinggalkan Anton. Sebelumnya, Brian telah menjadi bagian dari grup musik Tiket 2001-2004. Setelah berkenalan dengan Adam (pemain bas Sheila on 7) di major label, Brian kemudian direkrut sebagai additional drummer. Brian pun tampil bersama Sheila On 7 untuk menyelesaikan tur promosi album Pejantan Tangguh di berbagai kota.

Kompilasi album "Jalan Terus" (2005) menandai debut Brian dalam rekaman studio bersama Sheila on 7 sebagai additional drummer. Pada tahun yang sama, Sheila on 7 melaksanakan tur bersama Ari Lasso dan ADA Band, mengunjungi 33 daerah di Indonesia. Pada awal tahun 2006, Sheila on 7 mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi dalam perayaan ulang tahun Indosiar yang ke sebelas, acara yang dipenuhi oleh berbagai artis Indonesia seperti Iwan Fals, Radja, dan ADA Band. Sheila on 7 tampil dalam segmen "1 Jam Bersamanya" dalam acara tersebut.

Pada bulan Februari 2006, Sheila on 7 mengalami perpisahan dengan Saktia Ari Seno (gitar). Keputusan untuk mengeluarkan Sakti diambil saat sedang dalam proses rekaman album kelima, "507", karena Sakti berkeinginan melanjutkan pendidikan di Pakistan dan mengejar studi dalam ilmu agama. Duta menceritakan bahwa saat itu, Sakti berada di studio untuk merekam lagu "Radio". Meskipun Sakti menghabiskan waktu dari pagi hingga sore tanpa hasil yang memuaskan, pada akhirnya dia memilih untuk pulang pada sore hari tersebut. Dua hari setelahnya, Sakti kembali ke studio dan memutuskan untuk dipecat dari Sheila on 7. Meski demikian, Sakti tetap menampilkan penampilan terbaiknya melalui petikan gitar akustiknya, khususnya dalam lagu buatannya yang berjudul "Cahaya Terang".

Setelah selesainya proses rekaman untuk album "507" yang siap untuk dirilis, Sheila On 7 akhirnya menetapkan Brian sebagai penabuh drum tetap. Pada tahun yang sama, Sheila on 7 dipilih sebagai salah satu kontributor album "Voices from the FIFA World Cup" dengan hits singel berjudul "Pemenang", yang hanya dirilis di Indonesia dan Malaysia. Lagu "Pemenang" menjadi salah satu lagu tema dari Piala Dunia 2006.

Setahun setelah peluncuran album "507," pada tahun 2007, Eross bersama Brian dan dua anggota lainnya, yaitu Helmi (vokal) dan Alam (bas), membentuk proyek sampingan berupa grup musik bernama Jagostu. Jagostu dikenal melalui lagu-lagu populer seperti "Ampun DJ" dan "Mau Tak Mau." Pada tahun 2008, Sheila on 7 meluncurkan album keenam mereka yang berjudul "Menentukan Arah." Album ini dianggap sebagai kelanjutan dari album sebelumnya, "507," yang dirilis pada tahun 2006. "Menentukan Arah" dianggap sebagai tanda kembalinya Sheila on 7 ke panggung hiburan setelah adanya berita tentang potensi perpecahan karena kesibukan masing-masing anggota. Singel "Betapa" menjadi puncak antusiasme para penggemar setelah dirilis dalam format RBT, diikuti dengan pemutaran di radio dan TV. Album ini juga menjadi karya pertama Sheila on 7 yang seluruh proses pembuatannya dilakukan oleh anggota grup itu sendiri. Dalam album ini, Sheila on 7 juga memperkenalkan logo terbaru mereka.

Pada tahun 2011, Sheila on 7 meluncurkan album ketujuh mereka yang berjudul "Berlayar." Meskipun ada hubungan judul dengan album sebelumnya, "Menentukan Arah" (2008), "Berlayar" tidak dianggap sebagai "sekuel." Untuk memberikan identitas unik pada album "Berlayar," mereka memasukkan unsur perkusi, terutama terlihat dalam lagu "Have Fun." Meskipun lagu ini didominasi oleh irama rock dengan beat sedang, penambahan tabla memberikan sentuhan yang lebih ringan. Single utama kedua dari album ini adalah "Pasti Ku Bisa." Keunikan muncul dari gitar melodi Eross, bass mendalam Adam, vokal segar Duta, dan ritme drum Brian, menciptakan harmonisasi khas Sheila on 7 yang dikenal sebagai "Sheila Music." Album ini juga istimewa karena menyertakan dua lagu baru berbahasa Inggris, yaitu "On The Phone" dan "Perfect Time," memberikan nuansa berbeda di tengah dominasi pasar oleh grup musik dengan aliran serupa. "Berlayar" meraih penghargaan sebagai "Best Album" dalam Polling Musik Hai 2011.

Personil Sheila On7

Anggota saat ini:
- Akhdiyat Duta Modjo – menjabat sebagai vokalis utama dan mendukung, serta gitaris akustik (sejak tahun 1996)
- Eross Candra – menempati posisi sebagai gitaris utama, pianis, vokalis latar dan utama (sejak tahun 1996)
- Adam Muhammad Subarkah – bertanggung jawab sebagai pemetik bas dan vokalis latar (sejak tahun 1996)

Anggota yang sudah tidak aktif:
- Salman Al Jugjawy (Saktia Ari Seno) – sebelumnya menempati posisi sebagai gitaris ritme dan utama, serta berperan sebagai vokalis latar dan utama (1996-2006).
- Anton Widiastanto – sebelumnya menjabat sebagai penabuh drum, perkusionis, dan vokalis utama (1996-2004).
- Brian Kresna Putro – sebelumnya bertanggung jawab sebagai penabuh drum dan perkusionis (2004-2022).

Anggota tambahan:
- Elang Nuraga – sebelumnya menempati posisi sebagai gitaris ritme akustik pada tahun 2012 dan kembali pada tahun 2022 hingga sekarang.
- Vicki Unggul – sebelumnya menjabat sebagai kibordis, pianis, dan penyintesis dari tahun 2004 hingga 2006, dan kembali bergabung pada tahun 2022 hingga sekarang.
- Bounty Ramadhan – menempati posisi sebagai penabuh drum sejak tahun 2022 hingga sekarang.

Mantan Personil Sheila On7

Mantan anggota tambahan yang sudah tidak aktif:
- Hary Goro – sebelumnya menjabat sebagai penabuh drum pada tahun 2002.
- Kiki Mirano – pernah menempati posisi sebagai penabuh drum pada tahun 2002 dan 2004.
- Brian Kresna Putro – sebelumnya bertanggung jawab sebagai penabuh drum dari tahun 2004 hingga 2006.
- Danna Prawira Saputra – sebelumnya menempati posisi sebagai penabuh drum pada tahun 2016.
- Reno Ferthano – sebelumnya menempati posisi sebagai penabuh drum pada tahun 2018.
- Jexx Monrenver – sebelumnya menempati posisi sebagai penabuh drum pada tahun 2018.
- Prisa Rianzi – sebelumnya menjabat sebagai gitaris ritme pada tahun 2006.
- Fendy "Fendee" Perdana – sebelumnya menempati posisi sebagai gitaris ritme dari tahun 2006 hingga 2007.
- Aldy Agustriansyah – sebelumnya menempati posisi sebagai gitaris ritme dari tahun 2006 hingga 2008.
- Angga Pangestika – sebelumnya menempati posisi sebagai gitaris ritme pada tahun 2010.
- Tomo Widayat – sebelumnya menjabat sebagai gitaris ritme dan penyintesis dari tahun 2016 hingga 2022.
- Andi "Bayou" Irawan – sebelumnya menjabat sebagai kibordis pada tahun 1999-2000.
- Adhitya Bagaskara – sebelumnya menjabat sebagai kibordis pada tahun 1999-2000.
- Ferry Kurniawan – sebelumnya menjabat sebagai kibordis dari tahun 2003 hingga 2022.

Penghargaan Sheila On7

Penghargaan yang diterima pada November 2010 dan sekitarnya:
- Terbaik dalam Kategori Grup Pop - Polling Musik Hai 2010.
- Penghargaan Platinum untuk Album "Berlayar" dari Sony Music Indonesia pada 2011.
- Terbaik dalam Kategori Album untuk "Berlayar" menurut Polling Musik Hai 2011.
- Terbaik dalam Kategori Album pada tahun 2011 untuk "Berlayar" menurut Rolling Stone Indonesia Desember 2011.
- Eross Chandra menjadi Gitaris Indonesia pertama yang merilis Gitar Fender Signature pada Maret 2012.
- Terbaik dalam Kategori Band/Grup/Duo Tahun ini pada NET 2.0 INDONESIAN CHOICE AWARDS 2015.
- Terbaik dalam Kategori Album Tahun ini untuk "Musim Yang Baik" pada NET 2.0 INDONESIAN CHOICE AWARDS 2015.
- Terbaik dalam Kategori Lagu Tahun ini untuk "Lapang Dada" pada NET 2.0 INDONESIAN CHOICE AWARDS 2015.
- Produser Album Rekaman Terbaik un






Posting Komentar untuk "Karir dan Perjalan Sheila On7"