Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Iwan Fals Sang Legendaris


Iwan Fals 

Iwan Fals Sang Legendaris 

Sebagai penyanyi,musisi, pencipta lagu, dan kritikus, Iwan Fals (nama asli: Virgiawan Liestanto) telah menjadikan dirinya sebagai salah satu legenda Indonesia. Ia lahir pada 3 September 1961.

Iwan Fals, yang lahir dari pasangan keluarga Lies Suudijah dan Kolonel Sucipto, membangun rumah tangga bersama Rosana ("Mbak Yos") pada 1980. Mereka dikaruniai tiga anak: Galang, Cikal, dan Raya.

Galang, anak pertamanya, memilih jalur musik meski dengan genre yang berbeda dari sang ayah. Tragisnya, Galang meninggal dunia secara mendadak pada 1997. Peristiwa ini menjadi pukulan berat yang membuat Iwan menyendiri untuk sementara waktu. Ia mengabadikan nama anaknya dengan mendirikan organisasi Orang Indonesia (OI) dan menciptakan lagu "Galang Rambu Anarki".

Anak keduanya, Cikal, juga mendapatkan penghormatan serupa melalui sebuah album dan lagu. Lagu "Anisa" yang ia ciptakan untuk Cikal pada 1986 bahkan sempat dibatalkan karena dinilai terlalu kritis.

Duka atas kepergian Galang mengubah sudut pandang Iwan Fals secara mendalam. Musiknya setelah tragedi itu tidak lagi segarang dulu; liriknya menjadi lebih religius, kontemplatif, dan ia lebih sering menyanyikan lagu-lagu bertema cinta. Ia baru bangkit sepenuhnya pada 2002 dengan album "Suara Hati", yang di dalamnya terdapat lagu "Hadapi Saja" sebagai curahan hati atas kepergian Galang.

Tahun 2003 membawa berkah bagi Iwan Fals dengan kelahiran putra ketiganya,Raya Rambu Rabbani, pada 22 Januari. Kehadiran Raya bagai penyembuh luka dan pengganti sang kakak, Galang, yang telah pergi, sekaligus menjadi sumber inspirasi baru dalam dunia musiknya. Duka atas kepergian Galang juga membawa perubahan besar pada penampilan fisik Iwan. Ia mencukur habis rambut panjangnya yang ikonik dan kini tampil lebih rapi dengan potongan rambut bersih, tanpa kumis, serta selalu berkemeja rapi—sangat berbeda dengan imej lamanya yang penuh pemberontakan. Di balik layar, istrinya, Rosana, menjadi pengelola kariernya yang andal melalui Iwan Fals Manajemen (IFM), yang mengubah jalan kariernya menjadi lebih terstruktur dan profesional.

Sebagian dari daftar lagu Iwan Fals merupakan koleksi eksklusif yang tidak diperjualbelikan secara umum,sehingga hanya para penggemar setia yang memilikinya, seringkali dalam bentuk rekaman siaran. Tren dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan bahwa Iwan lebih fokus pada merilis ulang lagu-lamanya—baik dengan sound asli maupun yang sudah diaransemen ulang—serta berkolaborasi dengan bakat-bakat muda. Popularitas lagu non-komersial, seperti 'Pulanglah' yang dipersembahkan untuk Munir, terbukti sangat tinggi sehingga akhirnya lagu tersebut direkam secara profesional dan dimasukkan dalam album 50:50 pada 2007.

Karir Iwan Fals 

Perjalanan musik Iwan Fals berawal dari masa kecilnya yang dihabiskan di Bandung dan sebentar di Jeddah.Bakatnya mulai bersinar di usia 13 tahun, di mana jalanan Bandung menjadi 'kampus' pertamanya untuk mengasah kemampuan dengan menjadi pengamen. Kegiatan inilah yang melatihnya dalam bermain gitar dan menulis lagu, sebuah bakat yang kemudian diakui sekolahnya dengan menempatkannya sebagai gitaris paduan suara SMP.

Ajakan seorang produser untuk merantau ke Jakarta membawa angin segar. Dengan menjual satu-satunya motor yang dimilikinya, ia membiayai rekaman album perdana bersama kelompok musik Amburadul. Namun, kenyataan pahit harus diterimanya ketika album itu gagal total, memaksanya kembali ke kehidupan sebagai pengamen. Ironisnya, album yang dulu gagal itu sekarang berubah menjadi harta karun yang sangat diburu oleh para kolektor dan penggemar fanatiknya.

Perjalanan musik Iwan Fals terus berlanjut.Setelah memenangkan festival musik country, ia beralih ke festival lagu yang bertemakan humor. Di bawah arahan almarhum Arwah Setiawan, lagu-lagu humornya direkam bersama beberapa musisi dan diproduksi ABC Records. Namun, nasib sial masih menghampirinya dan album itu pun gagal.

Titik terang akhirnya muncul ketika ia menjalin kerja sama dengan Musica Studio. Walaupun sudah memiliki pengalaman rekaman 4-5 album, baru di Musica karya-karyanya mendapat sentuhan profesional, salah satunya album Sarjana Muda yang diaransemen oleh Willy Soemantri. Di tengah proses ini, Iwan masih setia mengamen, berkeliling dari rumah ke rumah dan tampil di Pasar Karet atau Blok M. Kesuksesan Sarjana Muda yang meledak mengubah segalanya; tawaran manggung berlimpah dan ia bahkan bisa muncul di TVRI. Babak kehidupan sebagai pengamen resmi ditutupnya pada tahun 1985, menyambut kelahiran anak keduanya.seorang putri bernama Cikal.

Iwan Fals Dan Orde Baru 

Di era Orde Baru,seringkali konser Iwan Fals dilarang dan dibatalkan aparat karena liriknya dianggap bisa memicu kerusuhan. Lagu-lagu kritiknya terhadap pemerintah di awal karier bahkan terlalu berani untuk diterbitkan secara komersial, sehingga perusahaan rekamannya tidak berani memasukkannya ke dalam album. Iwan sendiri mengaku kala itu tidak tertarik untuk menjual lagu-lagu tersebut.

Lagu-lagu "terlarang" itu akhirnya diputar oleh radio kampus seperti 8EH ITB. Akibat membawakan lagu-lagu itu di konser, Iwan sering berurusan dengan keamanan. Konsernya bahkan pernah disabotase dengan pemadaman listrik dan dibubarkan paksa hanya karena menyindir penguasa.

Sebuah penampilan lagu-lagu kritik seperti"Demokrasi Nasi" dan "Mbak Tini" di Pekanbaru pada April 1984 berakibat sangat serius bagi Iwan Fals. Ia harus mendekam dalam tahanan untuk diinterogasi selama dua minggu. Pasca insiden itu, teror terhadap diri dan keluarganya pun menjadi hal yang kerap terjadi. Akibatnya, lagu-lagu tersebut ditarik dari peredaran dan kini hanya menjadi harta karun yang dijaga oleh kolektor fanatiknya.

Puncak popularitas Iwan Fals semakin tercapai setelah ia bersinergi dengan kelompok musik "SWAMI" pada 1989.Album mereka menghasilkan dua lagu hits fenomenal, yakni "Bento"—sebuah lagu yang mendapat pengaruh dari sound The Beatles dan "Bongkar". Tidak berhenti di situ, perjalanan musiknya terus melesat dengan membentuk super grup "Kantata Takwa" pada 1990 berkat dukungan Setiawan Djodi. Konser-konser mereka dicatat sebagai salah satu yang paling megah dalam sejarah industri musik Indonesia.

Di balik kesibukannya dengan grup, Iwan tetap aktif berkarya secara mandiri. Usai kontrak dengan SWAMI selesai, dan di antara proyek Kantata Takwa, ia masih meluncurkan sejumlah album solo maupun kolaborasi, termasuk album "Dalbo" yang ia garap bersama beberapa mantan anggota SWAMI.

Iwan Fals Era milenium 

Jika pada era 80an dan 90an Iwan Fals dikenal sebagai penyanyi protes yang vokal mengkritik pemerintah Orde Baru, maka periode tahun 2000-an justru menjadi bukti ketangguhan dan kemampuan adaptasinya sebagai musisi. Di tengah gempuran musik pop komersial, rock, dan awal kemunculan digital, Iwan Fals tidak tenggelam. Ia berevolusi, merangkul perubahan, tetapi tetap setia pada jati dirinya: seorang storyteller bagi wong cilik (rakyat kecil).

Pada fase kariernya di tahun 2000-an yang dimulai dengan album Suara Hati (2002), Iwan Fals membentuk formasi band pendamping yang setia menemaninya baik di studio maupun di atas panggung. Sebuah prinsip idealisme yang kuat ditunjukkannya dengan cara konsisten menutupi semua merek dan logo pada alat musik yang digunakan. Bagi Iwan, panggung adalah dunianya yang suci, sehingga ia tidak pernah mengizinkan logo sponsor mana pun untuk terpampang di sana. Hal ini dilakukannya karena ia sangat menjaga integritas dan tidak ingin dianggap sebagai pihak yang mewakili kepentingan produk komersial.

oi

Iwan Fals memiliki klub penggemar yang sangat besar bernama'OI' (ditulis dengan huruf kecil). Awalnya, 'oi' hanyalah sebuah sapaan informal ("hei") yang ia gunakan untuk memanggil para penggemar setia yang sering datang ke rumahnya untuk menikmati pertunjukan akustiknya secara gratis. Karena sebuah akronim perlu memiliki makna, para penggemar kemudian mengartikan OI sebagai "Orang Indonesia", yang terinspirasi dari nama yayasan milik Iwan, Yayasan Orang Indonesia. Saat ini, organisasi OI dikelola oleh istrinya dan dioperasikan secara profesional di bawah naungan PT. Tiga Rambu.

Penggemar fanatik Iwan Fals tidak hanya menyukai musiknya, tetapi juga mengidolakannya secara keseluruhan sebagai pribadi. Mereka meniru berbagai aspek kehidupannya, mulai dari cara berpakaian, berbicara, hingga preferensi seperti minuman kesukaannya. Keterikatan ini juga tercermin dari penguasaan mereka atas seluruh karyanya; mereka menghafal bahkan lagu-lagu yang tidak pernah dirilis secara resmi, dan menemukan kebanggaan tersendiri dalam berburu dan mengoleksi karya-karya langka tersebut sebagai bukti loyalitas.

Selain karya, karakter dan kepribadian Iwan Fals menjadi pusat perhatian. Cara ia berinteraksi dengan keluarga, lingkungan, dan penggemarnya diamati secara saksama oleh para penggemar fanatik ini.

Dari sisi psikologis, fanatisme ini sering berakar pada rasa tidak aman dan kurangnya kepercayaan diri. Para penggemar ini mencari validasi dan rasa percaya diri dengan memegang teguh identitas sebagai bagian dari kelompok penggemar Iwan Fals. Rasa aman dan keyakinan diri mereka muncul ketika mereka berada di antara sesama penggemar atau dengan meniru figur idolanya. Dengan mencontoh gaya Iwan, seperti dalam berpakaian, mereka merasa lebih percaya diri untuk ber aktivasi di ruang publik.

Oleh karena itu, dalam tipologi penggemar Iwan Fals, dapat diidentifikasi adanya penggemar fanatik yang cirinya adalah mengimitasi segala hal tentang idolanya dan mencari rasa aman serta identitas melalui komunitas yang sekumpulan, sekaligus membuktikan diri sebagai penggemar sejati.

Iwan Fals 

  • Nama asli: Virgiawan Liestanto
  • Kelahiran: 3 September 1961 Jakarta 
  • Kebangsaan: Indonesia 
  • Istri: Rosana
  • Karir: Musisi, Penyanyi, Pencipta lagu, Karateka, Kritikus
  • Aliran Musik: Pop, Rock, Country, Folk pop, Indie pop, Pop rock, Soft rock
  • Instrumen: Vokal, Gitar
  • Tahun aktif: 1975–sekarang
  • Label: Musica, Harpa Records,Le Moesiek Revole, Billboard
  • Artis terkait: Swami, Kantata Takwa

Album Iwan fals 

    • Yang Muda Yang Bercanda I (1978) - rilisan Lembaga Humor Indonesia dibawah bendera ABC Records
    • Yang Muda Yang Bercanda II (1978) - rilisan Lembaga Humor Indonesia dibawah bendera ABC Records
    • Canda Dalam Nada (1978)
    • Canda Dalam Ronda (1979)
    • 3 Bulan (1980)
    • Sarjana Muda (1981) - debut awal musik professional dibawah bendera Musica
    • Opini (1982)
    • Sumbang (1983)
    • Barang Antik (1984)
    • Sugali (1984)
    • KPJ" (1985)
    • Sore Tugu Pancoran (1985)
    • Aku Sayang Kamu (1986)
    • Ethiopia (1986)
    • Lancar (1987)
    • Wakil Rakyat (1987)
    • 1910 (1988)
    • Mata Dewa (1989)
    • Antara Aku, Kau Dan Bekas Pacarmu (1989)
    • Cikal (1991)
    • Belum Ada Judul (1992)
    • Hijau (1992)
    • Dalbo (1993)
    • Anak Wayang (1994)
    • Orang Gila (1994)
    • Lagu Pemanjat (bersama Trahlor) (1996)
    • Mata Hati (1999)
    • Suara Hati (2002)
    • In Collaboration with (2003)
    • Manusia Setengah Dewa (2004)
    • Iwan Fals in Love (2005)
    • 50:50 (2007)
    • Untukmu Terkasih (2009) - mini album
    • Keseimbangan - Iwan Fals (2010)
    • Tergila-gila (2011)
    • Raya (2013)
    • SATU (album Iwan Fals) (2015)
    • Rosana (2020)
    • Pun Aku (2021)
    • "2324" (2024)
    • "Tujuh Belas" (2024)
  • "Genjrengan Iwan dan Irfan (Aviary Live Session)" (2024)
  • Album Kompilasi Iwan Fals 

    • Celoteh-Celoteh (1993)
    • Tragedi (1996)
    • Country (1999)
    • Best of the Best Iwan Fals (2000)

    • Tergila-gila (2011)
15 Lagu Banjo & Harmonika (2011)
bersama Kelompok Amburadul

Album
  • Perjalanan (1979)

Album Kantata 

  • Kantata Takwa (album) (1990)
  • Kantata Samsara (1998)

Album SWAMI

  • Swami I (1989)
  • Swami II (1991)

Singel

  • Serenade (bersama Ritta Rubby) (1984)
  • Kemesraan (bersama artis Musica) (1988)
  • Percayalah Kasih (bersama Jockie Surjoprajogo dan Vina Panduwinata)
  • Terminal (bersama Franky S.) (1994)
  • Mata Hati (bersama Ian Antono) (1995)
  • Orang Pinggiran (bersama Franky S.) (1995)
  • Katakan Kita Rasakan (bersama artis Musica)
  • Di Bawah Tiang Bendera (bersama artis Musica) (1996)
  • Haruskah Pergi (bersama Indra Lesmana dan Import Musik) (2006)
  • Selancar (bersama Indra Lesmana dan Import Musik) (2006)
  • Tanam Siram  Siram (Kampanye Indonesia Menanam) (2006)
  • Marilah Kemari (Tribute to Titiek Puspa) (2006)
  • Aku Milikmu (Original Soundtrack Lovers/Kekasih) (2008)
  • Para Penerka (diciptakan bersama Ariel) [6]
  • Yang Terlupakan (bersama NOAH)
  • Aji Mumpung (bersama Ubay Nidji|Nidji)
  • Ijinkan Aku Menyayangimu (bersama Geisha)
  • Tak Seimbang (bersama Geisha)
  • Satu-satunya (bersama D'masiv)
  • Entah (bersama D'masiv)
  • Pesawat Tempur (bersama Nidji (Nidji)
  • Hidup Lebih Hebat (bersama Nidji (Nidji)
  • Abadi (bersama all artist Musica)
  • Kemesraan (bersama all artist Musica)
  • Bagimu (bersama syarikat idola remaja)
  • Kinari (Rapijali: Book Soundtrack) (2021)
  • Puisi Kota (bersama [[Maudy Ayunda|Maudy Ayunda)
  • Titip Rindu Buat Ayah (bersama Ebiet G. Ade) (2025 

Lagu hits yang dinyanyikan ulang oleh penyanyi lain.

  • Maaf (dibawakan oleh Ritta Rubby) (1986)
  • Belailah (dibawakan oleh Ritta Rubby) (1986)
  • Trauma (dibawakan oleh God Bless) (1988)
  • Damai yang Hilang (dibawakan oleh God Bless) (1988)
  • Orang dalam Kaca (dibawakan oleh God Bless) (1988)
  • Pak Tua (dibawakan oleh grup band Elpamas) (1991)
  • Oh (dibawakan oleh Fajar Budiman) (1994)
  • Nyanyian Laut (dibawakan Nicky Astria)
  • Menangis (dibawakan oleh Franky S.)
  • Bunga Kehidupan (dibawakan oleh artis Musica)
  • Air Mata Api (dibawakan oleh Superman Is Dead) (2012)
  • Serenade dibawakan oleh Steven N Coconut Treez dan berubah judul menjadi Sere

Lagu Yang Tidak Diedarkan 

  • Demokrasi Nasi (1978)
  • Semar Mendem (1978)
  • Pola Sederhana (Anak Cendana) (1978)
  • Mbak Tini (1978)
  • Siti Sang Bidadari (1978)
  • Kisah Sapi Malam (1978)
  • Mince Makelar (1978)
  • Luka Lama (1984)
  • Anissa (1986)
  • Biarkan Indonesia Tanpa Koran (1986)
  • Oh Indonesia (1992)
  • Imelda Mardun (1992)
  • Maumere (1993)
  • Joned (1993)
  • Mesin Mesin Pembunuh (1994)
  • Suara dari Jalanan (1996)
  • Demokrasi Otoriter (1996)
  • Pemandangan (1996)
  • Jambore Wisata (1996)
  • Aku Tak Punya Apa-Apa (1997)
  • Cerita Lama Tiananmen (1998)
  • Serdadu dan Kutil (1998)
  • 15 Juta (1998)
  • Mencari Kata-Kata (1998)
  • Malam Sunyi (1999)
  • Sketsa Setan yang Bisu (2000)
  • Indonesiaku (2001)
  • Kemarau (2003)
  • Lagu Sedih (2003)
  • Kembali ke Masa Lalu (2003)
  • Harapan Tak Boleh Mati (2004)
  • Saat Minggu Masih Pagi (2004)
  • Repot Nasi/Sami Mawon (2005)
  • Hari Raya Bumi (2007)
  • Berita Cuaca (2008)
  • Paman Zam
  • Kapal Bau Pesing
  • Makna Hidup Ini
  • Selamat Tinggal Ramadhan
  • Nyatakan Saja
  • Berputar Putar
  • Air dan Batu
  • Lagu Pegangan
  • Semut Api dan Cacing Kecil
  • Kata-Kata
  • Peniti Benang
  • Pukul Dua Malam
  • Curiga
  • Penjara
  • Belatung
  • Dulu Sekarang dan Selama Nya
  • Bunga Kayu Di Beranda
  • Nyanyian Sopir
  • Bunga Hitam
  • Aku Bergelora
  • Suara dari Jalanan
  • Pepaya
  • Ibuku Matahariku
  • Si Gembala Sapi (Babadotan)
  • Harapan Tak Boleh Mati
  • Oh
  • Bersatulah
  • Join In Jeans & Jackets
  • Indonesia Pusaka
  • Pondokku
  • Reformasi
  • Tuhan
  • Kasih Jangan Kau Pergi (Ft. Bunga)
  • Gila (Ft. Bunga)
  • Maling Budiman
  • Serpihan Surga Pagar Alam
  • Tanah Air Udara dan Api (live)
  • Komunitas Tiga Rambu (live)
  • Birokrasi Semut
  • Rumi Sang Pencerah (Juni 2011)
  • Hentikan! (2011)
  • Isyarat (2011)
  • Gugusan Bintang (2011)
  • Garong Wan Takuup (2011)
  • Cenis Cenos (1990)
  • Polteng "Polisi Tengik" (2012-Lagu Jamming bersama Komunitas OI yang belum sempat direkam)
Nota
Album Yang Muda Yang Bercanda I & II merupakan kompilasi rekaman siaran dari para pemenang kompetisi musik dan lomba baca humor yang diselenggarakan oleh Lembaga Humor Indonesia.

Prestasi dan pengakuan

  • Juara I Festival Musik Country (1980).
  • Gold record, lagu Oemar Bakri, PT Musica Studio's.
  • Silver record, penyanyi & pencipta lagu Ethiopia, PT Musica Studio's.
  • Penghargaan prestasi artis HDX 1987 - 1988, pencipta lagu Buku Ini Aku Pinjam.
  • Penyanyi Pujaan, BASF, (1989).
  • The best selling, album Mata Dewa, BASF, 1988 - 1989.
  • Konser Dengan Penonton Terbesar Sepanjang Masa Tahun (1991) di Stadion Utama Gelora Bung Karno senayan. Tercatat 150.000 Penonton Memadati Stadion. Bahkan Ada yang Naik ke Atap Stadion.
  • Penyanyi rekaman pria terbaik, album Anak Wayang, BASF Award XI, 18 April 1996.
  • Presents This Certificate To Iwan Fals In Recognition Of The Contribution To Cultural Exchange Between Korea and Indonesia, 25 September 1999.
  • Video klip terbaik lagu Entah, Video Musik Indonesia periode VIII - 2000/2001.
  • Triple Platinum Award, Album Best Of The Best Iwan Fals, PT Musica Studio's - Juni 2002.
  • Pada 29 April 2002 Iwan Fals di Nobatkan Sebagai Asian Heroes yaitu Sebagai Salah Satu “Pahlawan Besar Asia”,
  • Pemenang video klip terbaik edisi - Juli 2002, lagu Kupu-Kupu Hitam Putih, Video Musik Indonesia, periode I- 2002/2003.
  • Penghargaan album In Collaboration with, angka penjualan di atas 150.000 unit, PT Musica Studio's - Juni 2003.
  • Triple Platinum Award, album In Collaboration with, angka penjualan di atas 450.000 unit, PT Musica Studio's - November 2003.
  • Penghargaan M Indonesia 2003, Most Favourite Male.
  • SCTV Music Award 2004, album Ngetop! (pop) In Collaboration with.
  • SCTV Music Award 2004, Penyanyi Pop Ngetop.
  • Anugrah Planet Muzik 2004.
  • Generasi Biang Extra Joss - 2004.
  • SCTV Music Award 2005, album pop solo ngetop Iwan Fals In Love.
  • With The Compliment Of Metro TV.
  • Partisipasi dalam acara konser Salam Lebaran 2005, PT Gudang Garam Indonesia.
  • 6 Album Iwan Fals Swami, Sarjana Muda, Kantata Takwa, Mata Dewa, Orang Gila, Aku Sayang Kamu! Masuk dalam 150 Album Indonesia Terbaik Sepanjang Masa pada Tahun (2007)
  • Diabadikan oleh majalah Rolling Stone Indonesia sebagai salah satu dari The Immortals: 25 Artis Indonesia Terbesar Sepanjang Masa pada tahun 2008
  • Mendapatkan Talk Less Do More Award sebagai salah satu Class Music Heroes 2009.
  • Lagunya bersama {Swami} yang berjudul [Bongkar] menerima penghargaan 150 lagu terbaik sepanjang masa versi Majalah Rolling Stone peringkat 1.
  • Penghargaan Satyalancana Kebudayaan Pemerintah Republik Indonesia (2010)
  • Iwan Fals Dianugrahi bintang Satyalencana Kebudayaan 2010. Mereka dinilai berjasa mengembangkan dan melestarikan budaya.
  • Soegeng Sarjadi Awards on Good Governance Katagori Masyarakat Sipil yang Memberikan Banyak sumbangsih pemikirannya lewat lagu-lagu pro demokrasi (2012)
  • Iwan Fals Didaulat Menjadi Duta Desa Indonesia oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (2015).

Film 

  • "Kekasih" 1977
  • "Damai Kami Sepanjang Hari" 1985
  • "Kantata Takwa " 2008

Posting Komentar untuk "Iwan Fals Sang Legendaris "